Friday 25 January 2013

Awali Dengan Kebiasaan Memberi

Pernah saya menanyakan kepada anak saya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, apa yang paling menyenangkan dalam hidup ini? Jawabnya adalah menerima hadiah yang bagus, bukan hanya pada hari ulang tahun, tetapi kalau bisa menerima hadiah setiap hari.

Menerima sesuatu pemberian orang lain, apakah itu hadiah, sekedar pujian atau sesuatu lainnya pasti sangat menyenangkan. Tidak hanya bagi anak-anak, siapapun Anda, apakah orang tua atau masih muda, apakah orang kaya atau miskin, apakah direktur atau karyawan biasa, pemimpin atau rakyat biasa, tentu merasa senang menerima hadiah atau sesuatu dari orang lain. Apalagi kalau sesuatu itu adalah yang memang kita harapkan dan kita tunggu-tunggu, inilah momen yang paling menyenangkan. Inilah perasaan dari sisi seseorang yang menerima sesuatu pemberian orang lain.

Bagaimana dengan seseorang yang menjadi subjekatau orang yang memberikan sesuatu kepada orang lain? Perasaan apa yang dirasakannya? Apa imbalan yang akan didapatkannya?
Seringkali orang salah mengartikan memberikan sesuatu kemudian berharap segera mendapatkan imbalan dari orang yang diberinya. Ini adalah prinsip yang salah yang dapat menghilangkan nilai dari pemberian itu, karena tidak dilakukan dengan niat keikhlasan hati.
Prinsip kebiasaan memberi dan berbagi sesungguhnya adalah prinsip investasi kepercayaan. Karena prinsip mendahulukan memberi, bukan menunggu dan meminta adalah prinsip melepaskan energi kebaikan dari dalam diri. Ingatlah prinsip aksi min reaksi. Bahwa sebuah aksi akan menciptakan reaksi. Dan prinsip kebiasaan memberi kebaikan akan menghasilkan pula sesuatu kebaikan, yakni berupa meningkatnya investasi energi kepercayaan dari orang lain.

Dalam berbisnis, dalam bekerja sebagai karyawan, dalam berkarya, dalam melakukan berbagai bidang kehidupan, kalau Anda ingin mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan awalilah dengan kebiasaan memberi dan berbagi, bukan menunggu dan meminta. Karena kebiasaan memberi adalah melepaskan energi positif dari dalam diri. Energi ini sesungguhnya tidak pernah hilang dari muka bumi, hanya akan berubah bentuk saja. Energi positif berupa kebaikan ini akan kembali kepada diri kita dalam jumlah yang berlipat ganda. Bisa saja dalam bentuk yang berbeda-beda, misalnya mendapatkan kebahagiaan hati, kesenangan batin, ketenangan, kemudahan hidup, rejeki, keselamatan atau ditolong orang lain. Inilah prinsip hukum kekekalan energi.
  • Apa sih yang harus diberikan?
  • Apa sih yang harus dibagikan?
  • Apakah harus uang, harta atau Perhatian?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin terlintas dalam benak Anda.
Banyak hal yang dapat diberikan dan dibagikan kepada orang lain, tidak harus harta dan uang. Berikut ini beberapa hal kecil selain harta dan uang yang dapat dibagikan kepada orang lain sehingga dapat meningkatkan kepercayaan, contohnya:
  • Memberikan perhatian yang tulus kepada orang lain
  • Memberikan penghargaan kepada orang lain
  • Mau mengerti penderitaan dan kesulitan orang lain
  • Mau mendengarkan orang lain berbicara
  • Menjadikan orang lain merasa penting dihadapan kita
  • Memberikan pujian kepada orang lain
  • Menolong orang yang memerlukan bantuan
  • Berbagi pemngalaman dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
  • Mengerti perasaan orang lain
  • Dll
Intinya awalilah dengan kebiasaan memberi dan berbagi, bukan menunggu dan meminta. Mengawali dengan kebiasaan memberi sebenarnya adalah mengikuti sifat-sifat mulia Allah SWT yang sudah built in dalam hati kita. Yakni sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim atau Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dalam kehidupan keagamaan, inilah prinsip memulai dengan niat Bismillah, atau mengucapakan niat Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Jadikanlah hal ini sebagai kebiasaan dalam setiap memulai langkah kehidupan dan rasakan efektivitasnya dalam kehidupan Anda.
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Followers

Networked Blogs

Allah