“Sesungguhnya kami telah
menurunkannya (Al Quran) itu pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan
izin RABB-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar.“ (QS. Al-Qadr)
(1)
Bersabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam : "Barangsiapa menghidupkan
malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala dari ALLAH maka
diampuni dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari, I/61, hadits no. 34)
(2)
"Adalah Nabi shallallahu `alaihi wasallam biasa mencari Lailatul Qadar
pada 10 malam yg terakhir." (HR Bukhari, VII/147, hadits no. 1880)
(3)
"Adalah Nabi shallallahu `alaihi wasallam mencari Lailatul Qadar pada
malam-malam ganjil di 10 hari terakhir." (HR Bukhari, VII/145, hadits no.
1878)
(4)
"Aku melihat Lailatul Qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan
ditampakkan padaku saat shubuhnya aku sujud di tanah yg basah, lalu kata
Abdullah : Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi
shallallahu `alaihi wasallam shalat shubuh bersama kami, lalu beliau
shallallahu `alaihi wasallam pulang dan nampak bekas air dan tanah di
dahi dan hidung beliau shallallahu `alaihi wasallam, lalu dikatakan :
Maka Abdullah bin Unais berkata tanggal 23 itulah Lailatul Qadar." (HR
Muslim, VI/80, hadits no. 1997)
(5)
Berkata Ubay bin Ka'ab radhiallahu `anhu : "Demi ALLAH yg Tiada Illahi
kecuali DIA sungguh malam tersebut ada di bulan Ramadhan, aku berani
bersumpah tentang itu dan demi ALLAH aku tahu kapan malam itu, yaitu malam
yang kita diperintah Nabi shallallahu `alaihi wasallam untuk
menghidupkannya yaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah Matahari bersinar
di pagi harinya dengan cahaya putih tapi tidak menyilaukan." (HR Muslim,
IV/150, hadits no. 1272)
(6)
"Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yang turun pada
saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil." (HR Thayalisi
dlm Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm
shahih-nya II/223)
(7)
"Pada malam Lailatul Qadar itu tidak panas & tidak dingin, tidak
berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan
bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah Matahari terbit bercahaya
lembut." (HR As-Suyuthi dlm Jami' Shaghir, di-shahih-kan oleh Albani dlm
Shahihul Jami', XX/175, no. 9603)
Namun terkadang pada lailatul qadar juga turun hujan, sebagaimana disebutkan pada hadits no.4 dan hadits berikut:
(8)
Bersabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam : "… Aku melihat Lailatul
Qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka barangsiapa yang ingin
mencarinya maka carilah pada 10 hari terakhir pada malam-malam witirnya dan aku
melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yg basah… Maka kami
kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, maka tiba-tiba ada awan
dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari
pelepah Kurma, maka aku melihat Nabi shallallahu `alaihi wasallam sujud
di atas tanah yg basah, sampai kulihat bekas tanah yang basah itu di dahi
beliau shallallahu `alaihi wasallam." (HR Bukhari, VII/174, hadits no.
1895)
(9)
Dari Aisyah radhiallahu `anha : Wahai Rasulullah, menurut pendapatmu
jika aku tahu bahwa malam terjadinya Lailatul Qadar, maka doa apa yg
paling baik kuucapkan? Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam :
"Ucapkanlah olehmu, [Allahumma innaka `afuwwun, tuhibbul-`afwa,
fa`fuanni] Ya ALLAH sesungguhnya ENGKAU adalah Maha Pemaaf, mencintai
orang yang suka memaafkan, maka maafkanlah aku." (HR Ahmad, Ibnu Majah
& Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Albani dlm Al-Misykah, I/473 no.
2091)
(10) "Allah memiliki di bulan Ramadhan suatu malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Barang siapa yang dihalangi (dari kebaikannya), maka ia akan dihalangi (dari kebaikan)”. [HR.
An-Nasa’iy dalam Al-Mujtaba (2106), dan Ahmad dalam Al-Musnad (7148).
Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib) (999)]
Semoga kita tidak dihalangi dari kebaikan Lailatul Qadar
Allaahummantaj`alnaa min man qooma laylatal-qodari iimanan wah-tisaaban
(Ya Allah jadikanlah kami sebagai bagian orang-orang yang menghidupkan lailatul-qadr dengan iman dan pengharapan kepada-Mu)