Nabi
Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih
kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda
kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di
dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu
Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu
mendampinginya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk
menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di
dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri
sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani
urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai
putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba
saatnya ia harus memenuhi panggilan Illahi meninggalkan dunia yang fana
ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang
bahkan lebih tua usia daripadanya.
Suatu
peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu
terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya.
dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud
mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah
seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak
kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya
perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa
menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan
kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan
kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam
perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi
yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing
peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus
menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti
rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan
tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh
ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai
ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian
: Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah
haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan
dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa
itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan
dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing
menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing
pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada
yang sepatutnya."
Kuputusan
yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang
menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri
sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman
yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir
dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya.
Peristiwa
ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh
dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan
kepada ayahnya Nabi Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya
Sejak
masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk
menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il.
Abang
Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh
adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera
mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda
usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya
tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama
dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum
berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang
bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya
apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai
persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada
mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta
mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang
bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat
orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri
masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah
merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il
dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka,
Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana
rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan
paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri
menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong
rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka
haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan
pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan
pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana
berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat
pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan
Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi
kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan
perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra
dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi
Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda
negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha
menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang
dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk
menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan
istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan
menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem,
masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera
menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan
munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan
pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari
malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah
mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya
Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap
puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang
masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana
kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada
komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar
bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah
dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum,
puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya
hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang
si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana
tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan
enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan
terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah
ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah
menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah
Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya
Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain
Nabi
Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang
makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya
makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya
berada di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan
melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula
suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk
dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan
piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas
tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
Sebagai
salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah
kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara
binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti
apa yang ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah
maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang
besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke
sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut
lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada
kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam
sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh
Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum
tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal
itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas
kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud
yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang
pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu
makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Sulaiman dan Ratu Balqis
Setelah
Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji
sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman.
Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis
burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering
tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak
berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk
melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan
mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia
datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Berkata
burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala
ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan
sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah
menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang
dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu
duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang
berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta
alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian
hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada
matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka
telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar."
Berkata
Sulaiman kepada Hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana
berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk
diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah
suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau
maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti
perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."
HUd-hud
terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba
dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang
sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk
surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat
kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu
datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di
depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca
isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu
bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi
daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."
Setelah
dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para
pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan
tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman
yang diterimanya itu.
Berkatlah
para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan
ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk
berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau
perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami
menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa
kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala
perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi
segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam
keselamatan kerajaanmu."
Ratu
Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu
mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk
medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima
kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa
untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku
tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih
bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan
dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai
terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami,
maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt
menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan,
memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan
nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang
wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa
ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu,
aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah
kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu
tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku
akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku
itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.
Selagi
Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada
Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan
membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai
Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan
membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah
mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur
rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan
Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang
tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka
tiba.
Tatkala
perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah
oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan
tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya,
berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini
kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki
dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan
nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di
samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan
dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku
atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan
binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta
benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban
dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini.
Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu
memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan
tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan
sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang
sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan
mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai-
orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya,
jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri
kepadaku."
Perutusan
Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa
yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang
terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja
kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya.
Nabi
Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia
memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa
yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman
yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah
diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum
orangnya datang berserah diri.
Berkata
Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari
istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu.
Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang
lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa
tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."
Ketika
Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah
ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku
bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa
bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri
dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di
dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Menyonsong
kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar
mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di
depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya,
bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: "Serupa
inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku
sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa
tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di
istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi
Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta
kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam
sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan
dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan
pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira
bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan
pakaiannya.
Berkata
Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu.
Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah
kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
"Oh,Tuhanku,"
Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan
kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama
tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu,
merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan
rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu
dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Demikianlah
kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli
tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya
kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang
putera.
Menurut
pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi
Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu
alam bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Al-Quran
mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian
Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar
kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang
mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi
Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman
tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya
yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui
sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang
mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.
Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman,
namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah
hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa
yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih
Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri. Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44.
Tuesday, 18 February 2014
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)