Tuesday 13 May 2014

Uji Ketahanan, Pria Tidak Kuat Tahan Sakitnya Melahirkan

Seorang pria tidak akan pernah mengerti kesakitan dan penderitaan apa yang dialami wanita ketika melahirkan. Ini kenyataan, bukan isapan jempol. Buktinya dalam sebuah uji kesakitan di China, tidak ada pria yang sanggup menahan pedihnya sakit saat melahirkan.

Di Hari Ibu, Minggu lalu di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, China, sebuah acara tv lokal menantang para pria merasakan sakitnya melahirkan. Mereka diminta duduk di sebuah kursi yang terhubung dengan mesin "penyiksa".

Mesin itu akan mengalirkan listrik ke perut para pria. Ada 10 tingkat kesakitan dengan skala 50 sampai 500. Sebanyak 20 pria yang ikut serta tidak mampu menahan sakitnya melahirkan.

Salah satunya peserta yang juga seorang penyanyi asal Inggris, Iain Inglis, 31. Iain hanya mampu bertahan sampai skala kesakitan 100. "Terlalu sakit untuk saya. Penderitaan sangat mengerikan," kata Inglis, seperti dikutip dari Daily Mail.

Pria lainnya, Lee Hao, tidak sanggup menahannya, bahkan saat listrik baru dialirkan. "Ini luar biasa. Saya sama sekali tidak tahan. Sekarang saya mengerti mengapa istri saya teriak minta diberi obat bius saat melahirkan," kata Lee.

Pria bernama Zhou Nan mampu bertahan hingga skala 500. Dia berusaha bertahan untuk mengetahui kesakitan istrinya yang melahirkan anak kembar tiga. "Sangat menyakitkan. Saya kagum pada semua ibu yang telah melaluinya," kata Zhou.

Simulasi kesakitan ini hanya bertahan maksimal 30 detik, namun para pria hanya sanggup beberapa detik saja. Bayangkan para ibu yang merasakannya selama berjam-jam bahkan berhari-hari saat kontraksi hendak melahirkan.

"Simulasi ini membuat orang mengerti seberapa menakjubkannya seorang ibu," kata panitia penyelenggara.


Source

Note : setelah baca post ini masihkah kalian durhaka kepada ibu kalian???

Sebagaimana yang dikemukakan oleh hadits berikut ini :


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ 
قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah).
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Followers

Networked Blogs

Allah