Perasaan kecewa Hafitd, semakin memuncak saat mengetahui mantan
kekasihnya itu sudah kembali menjalin hubungan dengan teman satu
kampusnya di Universitas Bunda Mulya Jakarta.
“Yang membuat Hafitd kecewa, pacar baru si Ade Sara ini yang
bernama Aziz, juga berbeda agama. Artinya, juga tidak seiman dengan Ade
Sara," ujar Bustami.
Hafitd sendiri menurut Bustami, tidak berniat menghabisi nyawa
korban. Dia hanya ingin mengklarifikasi, alasan korban memutuskan
hubungan secara sepihak.
“Awalnya hanya ingin memberi pelajaran, tapi karena kelewat emosi,
terjadilah pembunuhan itu. Berdasarkan pengakuan, Hafitd tidak ada niat
untuk balikan dengan korban. Dia hanya ingin tahu alasan kenapa
diputuskan korban," ujarnya.
Bustami, juga membantah jika pembunuhan ini sudah direncanakan. Terlihat, dengan adanya alat kejut listrik berkekuatan 3800 K Volt,
yang digunakan untuk menyetrum korban. “Itu alat sudah dibeli 6 bulan
lalu oleh Hafitd, karena dia pernah jadi korban perampokan,” katanya.
Sementara, untuk tersangka Assifa, dia tega turut serta dalam kasus
ini, karena tidak ingin Hafitd kembali ke pelukan Ade Sara. Assifa
lebih cemburu lagi, saat mendengar korban dan Hafitd cekcok mulut di
dalam mobil.
“Kata Assifa, ada perkataan Hafitd yang membuatnya cemburu. Dia
takut, kehilangan Hafitd. Makanya dia langsung menyetrum korban,”
katanya.