Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di segala bidang. Diantara mukjizat Nabi Idris adalah sebagai berikut:
1. Hebat dalam menunggang kuda. Pada waktu itu sedikit orang yang dapat menunggang kuda.
2. Dapat menulis. Pada waktu itu tidak ada ummatnya yang dapat menulis.
3. Dapat menjahit pakaian. Pada waktu itu, belum ada yang mampu menjahit pakaian.
Nabi
Idris mendapat kitab dari Allah SWT sebanyak 30 Shohifah. Dalam kitab
ini berisi ajaran kebenaran seperti halnya AL-Qur’an. Kitab itu
merupakan petunjuk yang disampaikan kepada ummatnya. Sehingga ummatnya
yang sudah rusak akhlaknya sedikit demi sedikit kembali ke jalan yang
benar. Nabi
Idris AS juga mendapat gelar “Asadul Usud” yang berarti Singa karena
beliau tidak pernah berputus asa dalam menjalan tugasnya sebagai seorang
Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi ummatnya yang kafir. Meskipun
demikian ia tidak pernah sombong. Ia bersifat pema’af.
Tidak
banyak keterangan yang didapati tentang kisah Nabi Idris di dalam
Al-Quran maupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah
nabi-nabi. Di dalam Al-Quran hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris yaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan 57 : “Dan
ceritakanlah { hai Muhammad kepada mereka , kisah } Idris yang terdapat
tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan dan seorang nabi. 57 – Dan Kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi.” { Maryam : 56 – 57 }
Nabi
Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putra dari Yarid bin
Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah
keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan
Syith. Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia
berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah
Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikutnya
agar selamat dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di
dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.
Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.
2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3. Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan sholatmu.
4.
Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menutup
sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam
dosa.
5.
Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu
serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji
kepada Allah.
6.
Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka
tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8.
Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.
Dalam
hubungan dengan firman Allah bahwa Nabi Idris diangkat kemartabat
tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris
wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat.
Wallahu a’alam bissawab.
Kisah Nabi Idris AS Melihat Surga dan Neraka
Setiap
hari Malaikat Izrail dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali,
sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa
saya melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.
Setelah Malaikat Izrail memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.
“Terus
terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan,
iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan
alasannya.
Waktu
mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga
neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa
manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris
tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api
neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada
pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan
tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu.
Kemudian Izrail membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata
Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat
tampan.
Wajah
Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun
akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia
mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu
melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris
terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di
depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris
berulang-ulang.
Nabi
Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir
sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak.
Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan
ada di setiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu
berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah
para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan
wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan
minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrail. Pelayan
surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari
emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat
bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa
enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu.
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap
syukur berulang-ulang.
Setelah
puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk
kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah
terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah. “Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan
boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah
di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan
orang yang beriman lainnya,” kata Izrail.
“Tapi
Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris
menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian.
Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Idris berusia 82 tahun.
Firman Allah:
“Dan
ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang
yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya
ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada
saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit,
beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada
Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.
salam saudaraku
salam saudaraku