Seorang ilmuwan
besar yang mendalami bidang bakteri berkunjung ke Mesir untuk
menyekolahkan anaknya dan dia sendiri memperoleh pekerjaan dalam
bidangnya tersebut. Pada suatu hari dia membaca buku hadist yg
berhubungan dengan masalah kesehatan. Tiba-tiba dia tidak percaya ketika
membaca hadist Nabi saw, “Jika seekor anjing menjilat perkakas
rumah salah seorang diantara kalian, maka cucilah alat (tempat) itu
tujuh kali, satu kali diantara yg tujuh itu dicampur dengan tanah..”
Monday, 31 December 2012
Sunday, 30 December 2012
Kisah Nabi Musa Dengan Wanita Penzina
Pada suatu
senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung.
Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahawa dia berada dalam keadaan
yang berdukacita. Tudungnya hampir menutup seluruh wajahnya. Tanpa hias
muka atau perhiasan menghiasi tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang
ramping dan raut wajahnya yang ayu, tidak dapat menghapuskan kesan
kepedihan yang dialaminya. Dia melangkah terseret-seret mendekati
kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu perlahan-lahan sambil
mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk”.
Friday, 28 December 2012
Nasehat-Nasehat Seputar Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Al-Qur’an adalah sumber hukum yang
pertama bagi kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan
keutamaan membaca Al-Quran serta kemuliaan para pembacanya. Firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala , artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
sebagian dari rizki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak akan
merugi.” (Faathir : 29).
Thursday, 20 December 2012
Merenunglah Sejenak Saja
Perang Tabuk semakin dekat. Terlihat guratan wajah keheranan merambah
wajah para sahabat. Terlebih wajah para sahabat terkemuka. Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Utsman bi Affan dan ALi bin Abi Thalib menatap wajah
Rosulullah saw dengan tatapan penuh tanya.
Mereka sama sekali tidak menyangka akan ada kalimat tanya dari Rosulullah saw, “Apakah kalian benar-benar beriman?”.
Para sahabat tidak menjawab. Mereka tidak habis mengerti. Tiga belas tahun mereka menyertai Rosulullah saw di Mekah. Hijrah ke Madinahpun mereka lakukan. Ada yang harus meninggalkan istri dan anaknya. Ada pula yang harus meninggalkan orang tuanya.
Mereka sama sekali tidak menyangka akan ada kalimat tanya dari Rosulullah saw, “Apakah kalian benar-benar beriman?”.
Para sahabat tidak menjawab. Mereka tidak habis mengerti. Tiga belas tahun mereka menyertai Rosulullah saw di Mekah. Hijrah ke Madinahpun mereka lakukan. Ada yang harus meninggalkan istri dan anaknya. Ada pula yang harus meninggalkan orang tuanya.
Tuesday, 18 December 2012
Nabi Luth as.
Nabi
Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Hasan
bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada
bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan
sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan
yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak sehingga
dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak
dapat ditampung dalam tempat yang disediakan . Akhirnya perkongsian
Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan
mereka di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania
dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.
Sunday, 9 December 2012
40 Tahun Berbuat Dosa
Dalam sebuah riwayat di jelaskan, bahwa pada zaman Nabi Musa as, kaum
bani Israil pernah ditimpa musim kemarau panjang, lalu mereka berkumpul
menemui Nabi Musa as dan berkata: “Wahai Kalamullah, tolonglah doakan
kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami!”
Friday, 7 December 2012
Nabi Ibrahim as.
Nabi
Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim
termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT
mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat. Kelima nabi itu
adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad
saw—sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi
yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas
kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang
berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang
menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji. Allah SWT
berfirman:
Monday, 3 December 2012
Pacaran Dalam Pandangan Islam
Istilah
berpacaran itu sendiri bisa diartikan berbeda, kalaulah pacaran yang di
maksudkan adalah kisah sejoli yang hanya sekedar untuk menjalin hubungan
kasih dua sejoli, untuk fun dan menjurus pada kemaksiatan, maka hal itu
tidak diperbolehkan. Akan tetapi jikalau yang dimaksud pacaran disini
sebagai instrument untuk mengenal calon pendamping lebih jauh, dengan
catatan batasan-batasan syar'i harus dijaga, maka boleh-boleh saja,
karena dalam Islam itu sendiri ada istilah ta'aruf sebelum pernikahan.
Tujuan ta'aruf disini adalah sebatas untuk mengenal karakter calon
pasangan kita, bukan untuk having fun together.
Saturday, 1 December 2012
Sholat Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Ada seorang lelaki yang merayu-rayu seorang wanita agar mau melakukan
zina dengannya. Segala jurus tipu daya ia lakukan untuk meruntuhkan
keteguhan iman sang wanita. Memang, lelaki itu ganteng sekali, ditambah
lagi ia sangat kaya dikampungnya. Tentu saja tidak sedikit wanita yang
menaruh hati padanya. Bagaimana dengan wanita yang dirayunya itu ?
Friday, 30 November 2012
Kisah Tiga Pengembara
Hari itu mendung tiba-tiba saja menutup langit. Dalam sekejap hujan
pun turun dengan lebatnya. Tiga orang pengembara yang saat itu sedang
berjalan bersama, cepat-cepat mencari perlindungan. Kebetulan ada sebuah
gua di depan mereka. Tanpa pikir panjang, ketiganya segera masuk dan
berteduh di dalamnya.
Hujan yang deras membuat tanah menjadi longgar, dan sebongkah batu yang besar jatuh dari atas gua dan menutup lubang guanya. Ketiga pengembara itu pun terperangkap di dalamnya.
Hujan yang deras membuat tanah menjadi longgar, dan sebongkah batu yang besar jatuh dari atas gua dan menutup lubang guanya. Ketiga pengembara itu pun terperangkap di dalamnya.
Tuesday, 27 November 2012
Nabi Saleh as.
Kemakmuran
dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan
dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang
subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan
dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah,
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan
dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,
sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahwa
kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan
mereka.
Saturday, 24 November 2012
Nabi Hud as.
Berputarlah
roda kehidupan dan datanglah janji Allah SWT. Setelah datangnya taufan,
tiada yang tersisa dari manusia di muka bumi kecuali orang-orang yang
beriman. Tiada satu hati yang kafir pun berada di muka bumi dan syaitan
mulai mengeluhkan pengangguran.
Berlalulah
tahun demi tahun, lalu matilah para orang tua dan anak-anak, dan
datanglah anak dari anak-anak. Manusia lupa akan wasiat Nabi Nuh dan
mereka kembali menyembah berhala.
Thursday, 22 November 2012
Warga Jalur Gaza Rayakan Gencatan Senjata
Kesepakatan
gencatan senjata antara Israel dan HAMAS yang diperantarai Mesir,
akhirnya terkabulkan dan berlaku mulai pukul 21.00 waktu setempat
(Kamis, 02.00 WIB). Kesepakatan tersebut membuat ribuan
orang Palestina di Jalur Gaza turun ke jalan untuk merayakan gencatan
senjata. Warga Jalur Gaza membunyikan klakson mobil dan melepaskan
tembakan ke udara. Warga juga berpawai ke Rumah Sakit Shifa untuk
menjenguk orang yang cedera.
Friday, 16 November 2012
Sejarah Tahun Baru Islam
Pada tanggal 6 bulan Agustus 610M Rasulullah Muhammad SAW dilantik
menjadi Rasul. Kemudian pada tanggal 28 Juni 623 M beliau Hijrah dari
kota Mekkah ke kota Madinah. Tepat pada tanggal 9 Juni 633 Masehi
Rosululloh wafat.
Setelah Rasulullah wafat kemudian kepala Negara diganti oleh sahabat Abu Bakar Shiddiq r.a. selama 2 tahun dan pada tahun 635 M setelah Sahabat Abu bakar wafat. Selanjutnya kepala Negara diganti oleh Sahabat Umar bin Khottob selama 10 tahun.
Setelah Rasulullah wafat kemudian kepala Negara diganti oleh sahabat Abu Bakar Shiddiq r.a. selama 2 tahun dan pada tahun 635 M setelah Sahabat Abu bakar wafat. Selanjutnya kepala Negara diganti oleh Sahabat Umar bin Khottob selama 10 tahun.
Monday, 12 November 2012
Nabi Nuh as.
Setelah
beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Bunga-bunga berguguran di
sekitar kuburannya dan pohon-pohon dan batu-batuan tampak tidak
bergairah. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan sesuai dengan hukum
umum, terjadilah kelupaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang
dahulu kembali terulang. Kesalahan dalam bentuk kelupaan, meskipun kali
ini terulang secara berbeda.
Sunday, 4 November 2012
Nabi Idris as.
Ia
keturunan ketujuh dari Nabi Adam AS. Meskipun demikian ia menjadi Nabi
dan Rasul kedua setelah Nabi Adam AS. Nabi Idris AS memimpin umat yang
masih termasuk keturunan Qobil. Umat ini pada waktu itu banyak yang
rusak akhlaknya, sehingga Allah SWT menunjuk Nabi Idris AS sebagai Nabi
dan Rasul-Nya.
Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di segala bidang. Diantara mukjizat Nabi Idris adalah sebagai berikut:
Tuesday, 30 October 2012
Unta Yang Mematahkan Rencana Abu Jahal
Setelah berbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal
semakin benci terhadap Rasulullah saw. Kebencian Abu Jahal ini tidak
ada tolok bandingnya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap
Rasulullah S.A.W.
Melihatkan agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu perhimpunan, “Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya.
Melihatkan agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu perhimpunan, “Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya.
Saturday, 27 October 2012
Nabi Adam as.
Setelah Allah s.w.t. menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh - tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah swt. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya, mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.
Memuliakan Tamu
Suatu hari Rasulullah kedatangan seorang tamu dirumahnya. Dari penampilan tamu itu bisa langsung ditebak, bahwa ia orang yang sangat miskin. Waktu itu Rasulullah sedang bercakap – cakap dengan tamunya.
“Saya sedang dalam kesempitan, ya Rasulullah. Tak ada sesuatupun yang aku punyai,” jelas tamu itu ketika ia dipersilahkan masuk kedalam rumah oleh Rasulullah. Begitu tamu itu duduk, Rasulullah langsung beranjak kebelakang menemui istrinya. Kepada istrinya dikatakannya bahwa ada tamu yang dalam kesusahan datang, “Kita sendiri tidak mempunyai apa – apa yang bisa kita berikan, yang ada hanya air putih saja.”
Tuesday, 23 October 2012
Syirik dalam Ibadah
Syirik dalam ibadah lebih ringan daripada syirik yang sebenarnya, dan
lebih enteng perkaranya. Ia bersumber kepada orang yang yakin bahwa
tiada tuhan selain Allah. Ia berkeyakinan pula bahwa sebagai manusia ia
tidak berdaya, tidak merugikan dan tidak bermanfaat, tidak bisa memberi
dan tidak mencegah kecuali atas izin Allah swt. Ia menyakini bahwa tidak
ada tuhan selain Dia dan tidak ada Tuhan pemelihara kecuali Dia. Akan
tetapi, ia tidak mengkhususkan untuk Allah swt dalam bermuamalat dan
beribadah.
Saturday, 13 October 2012
Hak Seorang Istri
Ada sepasang suami istri yang dihadirkan ke hadapan Hakim Ka`ab Al
As`adi. Perkara suami istri itu diajukan kepada Hakim karena pengaduan
sang istri terhadap suaminya sendiri.
Maka ketika sidang mulai digelar, dengan meratap, si istri mengadukan hal-nya kepada sang Hakim.
” Tuan Hakim yang terhormat, aku mengadu kepadamu , memintamu untuk memberikan keadilan kepadaku”.
Maka ketika sidang mulai digelar, dengan meratap, si istri mengadukan hal-nya kepada sang Hakim.
” Tuan Hakim yang terhormat, aku mengadu kepadamu , memintamu untuk memberikan keadilan kepadaku”.
Monday, 8 October 2012
Kesederhanaan Dalam Kemakmuran
Pada masa Rasulullah memimpin masyarakat Madinah, selaku orang besar
ia justru paling melarat, walaupun warga Madinah hidup berkecukupan.
Pada suatu hari, ketika Rasulullah mengimami Shalat Isya berjamaah, para sahabat yang jadi makmum dibuat cemas oleh keadaan nabi yang agaknya sedang sakit payah. Buktinya, setiap kali ia menggerakkan tubuh untuk rukuk, sujud dan sebagainya, selalu terdengar suara keletak-keletik, seakan-akan tulang-tulang Nabi longgar semuanya.
Pada suatu hari, ketika Rasulullah mengimami Shalat Isya berjamaah, para sahabat yang jadi makmum dibuat cemas oleh keadaan nabi yang agaknya sedang sakit payah. Buktinya, setiap kali ia menggerakkan tubuh untuk rukuk, sujud dan sebagainya, selalu terdengar suara keletak-keletik, seakan-akan tulang-tulang Nabi longgar semuanya.
Saturday, 6 October 2012
Pikirkan dan Syukurilah
Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena
Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua
telapak kaki. (Jika kamu menghitung nikmat Anllah, niscaya kamu tidak
akan sanggup menghitungnya.) (QS. Ibrahim:34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah Anda memilki, dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan tetapi tak pernah mengetahuinya.
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah Anda memilki, dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan tetapi tak pernah mengetahuinya.
Thursday, 4 October 2012
Sang Pengunjung Terakhir
Saudaraku, tahukah kamu siapa pengunjung terakhirmu? Tahukah kamu apa
tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa saja yang dimintanya darimu?
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!!
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!!
Monday, 1 October 2012
Pendeta Masuk Islam (Dr. Muhammad Yahya Waloni)
PAGI menjelang siang
hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari
itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih
mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap
seperti biasa.
Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa.
Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.
Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa.
Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.
Tuesday, 25 September 2012
Ketika Bumi Menjadi Sempit
Pernahkah anda merasakan bumi yang kita diami ini menjadi sempit
sehingga napas kita menjadi sesak? Jika belum, dengarlah kisah Ka’ab bin
Malik lima belas abad yang lampau. Ketika Nabi yang mulia berangkat
perang bersama para sahabat beliau dalam perang Tabuk, ada tiga orang
sahabat yang enggan ikut dalam barisan pasukan Nabi, yaitu Ka’ab bin
Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’ah. Ka’ab bercerita,
“Ketika kudengar berita bahwa Nabi telah kembali dari Tabuk, terpikir
dalam hatiku untuk berdusta. Aku berpikir bagaimana supaya selamat dari
kemurkaan Nabi. Namun ketika Nabi sudah sampai di Madinah, aku berpikir
bahwa aku tidak akan selamat sedikit pun.
Monday, 24 September 2012
Mengingat Mati
Satu hal yang harus senantiasa diingat oleh setiap diri adalah
‘kematian Allah telah menjadikan kematian sebagai satu perkara yang
harus melekat dalam hati seorang Mukmin. Hakikat hidup adalah menanti
kematian, bukan menghindarkannya. Allah SWT. telah menjelaskan fakta ini
lewat firman-Nya, “Setiap jiwa merasakan kematian, kemudian kepada Kami kalian akan dikembalikan.” (Qs. Al-‘Ankabût [29]: 57).
Thursday, 20 September 2012
Kisah Seorang Yahudi
Di suatu tempat di Perancis sekitar lima puluh tahun yang lalu, ada
seorang berkebangsaan Turki berumur 50 tahun bernama Ibrahim, ia adalah
orang tua yang menjual makanan di sebuah toko makanan. Toko tersebut
terletak di sebuah apartemen dimana salah satu penghuninya adalah
keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak bernama "Jad" berumur 7
tahun.
Jad si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat dimana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah, setiap kali hendak keluar dari toko –dan Ibrahim dianggapnya lengah– Jad selalu mengambil sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya.
Jad si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat dimana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah, setiap kali hendak keluar dari toko –dan Ibrahim dianggapnya lengah– Jad selalu mengambil sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya.
Saturday, 15 September 2012
Menambah Kebaikan Pada Akhir-akhir Umur
Allah Ta'ala berfirman: "Bukankah Kami telah memberikan umur yang cukup kepadamu
semua. Dalam masa itu orang yang mau mengerti dapatlah mengambil pengertian dan
orang yang memberikan peringatanpun telah datang padamu semua." (Fathir: 37)
Ibnu Abbas serta para muhaqqiq -ahli penyelidik agama-
mengatakan bahwa artinya umur cukup itu ialah: Bukankah Kami telah memberikan
padamu semua umur sampai enam puluh tahun. Penegasan ini dikuatkan pula oleh
Hadis yang akan kami sebutkan di belakang Insya Allah.
Saturday, 8 September 2012
Kelemahan Hadits-hadits Tentang Fadhilah Surat Yasin
Kebanyakan kaum muslimin membiasakan
membaca surat Yasin, baik pada malam Jum’at, ketika mengawali atau
menutup majlis ta’lim, ketika ada atau setelah kematian dan pada
acara-acara lain yang mereka anggap penting. Karena seringnya surat
Yasin dijadikan bacaan di berbagai pertemuan dan kesempatan, sehingga
mengesankan, Al-Qur’an itu hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan
kebanyakan orang membacanya memang karena tergiur oleh fadhilah atau
keutamaan surat Yasin dari hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau
menurut keterangan dari guru mereka.
Wednesday, 29 August 2012
Kisah Seorang Pemuda, Mati Satu Tumbuh Seribu
Pada zaman dahulu kala, sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, hiduplah
seorang raja. Dia memiliki seorang tukang sihir yang sudah tua. Suatu
ketika, tukang sihir ini berkata kepada raja, “Sesungguhnya saya telah
lanjut usia, maka utuslah kepada saya seorang pemuda agar saya
mengajarinya ilmu sihir.” Si tukang sihir ini menginginkan agar ada
generasi muda yang dapat meneruskan ilmu sihirnya. Lalu sang raja
mengutus seorang pemuda kepadanya untuk diajari ilmu sihir.
Ketika dalam perjalanan, pemuda yang diutus itu menjumpai seorang Rahib (seorang Nasrani yang ahli ibadah). Lalu pemuda itu duduk di hadapan sang Rahib dan mendengarkan ucapannya.
Ketika dalam perjalanan, pemuda yang diutus itu menjumpai seorang Rahib (seorang Nasrani yang ahli ibadah). Lalu pemuda itu duduk di hadapan sang Rahib dan mendengarkan ucapannya.
Sunday, 19 August 2012
Makna Idul Fitri
Bagi
muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu
duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh
keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari
ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu
dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh,
yaitu ridha dan magfirahNya, sebagai ganjaran atas
amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak
satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali
akan dikabulkan.
Friday, 10 August 2012
Hajar Aswad Batu Surga Saksi Kita di Akhirat
Diyakini sebagai batu surga, Hajar Aswad bakal menjadi saksi kita di
akhirat kelak. Karena itulah, meski sunnah hukumnya, ribuan jamaah haji
berupaya sekuat tenaga untuk dapat menciumnya. Meski hanya sunnah, setiap
jamaah haji selalu berupaya untuk sebisa mungkin dapat mencium Hajar
Aswad (batu hitam). Selain diyakini sebagai batu surga, konon, Hajar
Aswad kelak akan menjadi saksi kita di akhirat.
Terletak di sudut selatan Kabah pada ketinggian 1,10 meter dari lantai Masjidil Haram, batu hitam berukuran 25 x 17 cm ini selalu menyedot perhatian jamaah haji. Mereka berusaha untuk dapat menciumnya, atau paling tidak dapat ber-ihtilam (menyalaminya atau mencium tangan ketika tawaf).
Terletak di sudut selatan Kabah pada ketinggian 1,10 meter dari lantai Masjidil Haram, batu hitam berukuran 25 x 17 cm ini selalu menyedot perhatian jamaah haji. Mereka berusaha untuk dapat menciumnya, atau paling tidak dapat ber-ihtilam (menyalaminya atau mencium tangan ketika tawaf).
Thursday, 9 August 2012
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
“Sesungguhnya kami telah
menurunkannya (Al Quran) itu pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan
izin RABB-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar.“ (QS. Al-Qadr)
(1)
Bersabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam : "Barangsiapa menghidupkan
malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala dari ALLAH maka
diampuni dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari, I/61, hadits no. 34)
Sunday, 5 August 2012
Aku Hanyalah Seorang Hamba
Kalau ada pakaian yang robek, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa
perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memeras susu kambing untuk
keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyinsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.
Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.”
Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyinsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.
Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.”
Wednesday, 1 August 2012
Mendapatkan Ampunan Alloh
Dan dari Anas bin Malik radhiallohu ‘anhu
beliau berkata: Rosululloh shalallohu ‚alaihi wa sallam bersabda: “Alloh
subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Wahai anak adam, sesungguhnya jika engkau berdoa
dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan
memperdulikannya lagi. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh
langit, kemudian engkau memohon ampun padaku, niscaya Aku akan mengampunimu.
Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh
bumi, kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan
apapun niscaya aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula.
(HR Tirmidzi, beliau berkata: “hadits ini hasan”) Wallohu a’lam, semoga sholawat
tercurah pada nabi Muhammad.
Monday, 30 July 2012
Kisah Taubat Seorang Peragawati dari Negeri Barat
Febian, seorang peragawati
model busana dari Perancis. Ia seorang pemudi yang berusia dua puluh
delapan tahun. Saat ia tenggelam dalam ketenaran dan hangar bingarnya
duniawi, hidayah Allah menghampirinya. Sehingga ia menarik diri dan
meninggalka dunianya yang gelap itu. Lalu pergilah ke Afghanistan,
untuk bekerja pada camp perawatan para mujahidin Afghanistan yang terluka, di tengah-tengah kondisi yang keras dan hidup yang sulit!
Saturday, 28 July 2012
Tanda Kiamat: Dajjal, Ya’juj dan Ma’juz, Turunnya Nabi Isa
Dari
Nawas bin Sam’an, dia berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berbicara mengenai Dajjal. Kadang-kadang beliau
merendahkan suaranya, kadang-kadang meninggikannya, sehingga kami merasa
seolah-olah berada dalam sekelompok lebah. Pada petang hari, kami
mendatangi beliau dan beliau sudah mengetahui persoalan kami.
Friday, 27 July 2012
Puasa yang Terlupakan
Yang sering kita lupakan, mengapa selama bulan Ramadan pengeluaran
untuk kebutuhan konsumsi dapur justru meningkat. Ini fenomena global di
mana saja. Di dunia Arab pun demikian. Fenomena yang musti kita resahkan
bersama. Bukankah “urusan perut” itu remeh sekali, dan mestinya
pengeluaran menjadi mengecil selama Ramadan, karena kita makan hanya dua
kali dari kebiasaan sehari tiga kali?
Sunday, 22 July 2012
Sejarah Singkat Imam Muslim
Imam Muslim
dilahirkan di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M. Imam Muslim bernama lengkap
Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an
Naisaburi. Naisabur, yang sekarang ini termasuk wilayah Rusia, dalam sejarah
Islam kala itu termasuk dalam sebutan Maa Wara'a an Nahr, artinya
daerah-daerah yang terletak di sekitar Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah.
Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan
selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya Baghdad di abad pertengahan,
Naisabur, juga Bukhara (kota kelahiran Imam Bukhari) sebagai salah satu kota
ilmu dan pusat peradaban di kawasan Asia Tengah. Di sini pula bermukim banyak
ulama besar.
Wednesday, 18 July 2012
Bagaimana Menyambut Ramadhan?
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad s.a.w.. Mari kita mohon kepada Allah, Dzhat Yang Maha Agung,
semoga menjadikan kita termasuk orang-orang yang apabila mendapatkan
rizqi bersyukur, apabila mendapatkan cobaan bersabar dan apabila
melakukan dosa atau kesalahan mau meminta ampunan. Umat Islam saat ini
sedang berada dalam masa yang sangat mencemaskan dan dalam perjalanan
sejarahnya yang penuh onak dan duri. Tidak sedikit negara-negara Islam
saat ini mengalami penderitaan yang sangat berat berupa kemiskinan,
ditindas, dibantai, dijajah dan lain sebagainya.
Friday, 13 July 2012
Keadilan Rasulullah
Tatkala Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam merasa ajalnya
sudah dekat, beliau mengumpulkan para sahabat. Kemudian, beliau
menyampaikan pidatonya:
”Sahabat-sahabatku sekalian! Ajalku mungkin sudah dekat, dan aku ingin menghadap Allah dalam keadaan suci bersih. Mungkin selama bergaul dengan Anda sekalian, ada yang pernah aku pinjam uangnya atau barangnya dan belum aku kembalikan atau belum aku bayar, sekarang ini juga aku minta ditagih. Mungkin ada di antara kalian yang pernah aku sakiti, sekarang ini juga aku minta dihukum
”Sahabat-sahabatku sekalian! Ajalku mungkin sudah dekat, dan aku ingin menghadap Allah dalam keadaan suci bersih. Mungkin selama bergaul dengan Anda sekalian, ada yang pernah aku pinjam uangnya atau barangnya dan belum aku kembalikan atau belum aku bayar, sekarang ini juga aku minta ditagih. Mungkin ada di antara kalian yang pernah aku sakiti, sekarang ini juga aku minta dihukum
Sunday, 1 July 2012
Cara Mengendalikan / Menghilangkan Nafsu
Sebagai manusia normal baik laki-laki maupun perempuan memiliki
kebutuhan biologis dasar yang tidak bisa dipungkiri yaitu kebutuhan akan
hubungan seks. Untuk yang sudah dewasa dan sudah menikah mungkin terasa
mudah untuk mendapatkan kebutuhan yang satu ini. Akan tetapi untuk yang
masih abg dan remaja akan sangat berbahaya apabila tidak mampu nafsu
birahi yang menggelora yang siap meledak-ledak kapan saja.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghilangkan/mengendalikan hawa nafsu seks seseorang apabila tidak punya pasangan yang sah suami atau isteri :
1. Hilangkan / Singkirkan Pikiran Kotor
Jangan suka melamun memikirkan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubah pikiran yang mulai kotor dengan memikirkan sesuatu yang lain yang lebih penting dan serius.
2. Hindari Menikmati/Melihat Yang Porno dan Vulgar
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, nonton film porno, dan lain-lain.
3. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis
Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis kita terutama yang dari penampilan fisik dan gayanya dapat membangungkan nafsu kita untuk memiliki atau sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Terlalu dekat dengan lawan jenis bisa memicu pikiran kotor.
4. Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu
Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan lain-lain. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita lelah untuk berpikir kotor.
5. Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa maka otomatis kita akan sangat terlarang untuk melakukan hal yang melanggar kesusilaan. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar apabila dikerjakan.
6. Tidak Pacaran
Pacaran sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng saja.
7. Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga
Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga besar kita akan membuat kita bisa meredakan birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka. Apalagi dengan yang masih anak-anak atau abg pasti lebih sibuk lagi (jenis kelamin sama).
8. Selalu Berpikir Efek Dampak Buruknya
Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Lagipula hubungan intim kalau enaknya hanya sebentar saja, penuh resiko, dosanya besar sekali, merusak rumah tangga orang, merusak nasib kita dan orang lain buat apa.
9. Membuat Prinsip
Dengan prinsip hidup yang bersih tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredakan syahwat yang ada pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita jangan mudah terpancing untuk melanggarnya.
10. Main Sendiri (Sangat Tidak Direkomendasikan)
Onani atau masturbasi merupakan jalan pintas terbaik bagi yang tidak bisa menahan nafsu pribadi dengan jalan memberi kepuasan bagi diri sendiri. Cara ini dilarang agama, membuat kecanduan, solusi jangka pendek dan bisa merusak hubungan dengan pasangan yang sah di kemudian hari.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghilangkan/mengendalikan hawa nafsu seks seseorang apabila tidak punya pasangan yang sah suami atau isteri :
1. Hilangkan / Singkirkan Pikiran Kotor
Jangan suka melamun memikirkan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubah pikiran yang mulai kotor dengan memikirkan sesuatu yang lain yang lebih penting dan serius.
2. Hindari Menikmati/Melihat Yang Porno dan Vulgar
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, nonton film porno, dan lain-lain.
3. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis
Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis kita terutama yang dari penampilan fisik dan gayanya dapat membangungkan nafsu kita untuk memiliki atau sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Terlalu dekat dengan lawan jenis bisa memicu pikiran kotor.
4. Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu
Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan lain-lain. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita lelah untuk berpikir kotor.
5. Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa maka otomatis kita akan sangat terlarang untuk melakukan hal yang melanggar kesusilaan. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar apabila dikerjakan.
6. Tidak Pacaran
Pacaran sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng saja.
7. Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga
Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga besar kita akan membuat kita bisa meredakan birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka. Apalagi dengan yang masih anak-anak atau abg pasti lebih sibuk lagi (jenis kelamin sama).
8. Selalu Berpikir Efek Dampak Buruknya
Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Lagipula hubungan intim kalau enaknya hanya sebentar saja, penuh resiko, dosanya besar sekali, merusak rumah tangga orang, merusak nasib kita dan orang lain buat apa.
9. Membuat Prinsip
Dengan prinsip hidup yang bersih tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredakan syahwat yang ada pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita jangan mudah terpancing untuk melanggarnya.
10. Main Sendiri (Sangat Tidak Direkomendasikan)
Onani atau masturbasi merupakan jalan pintas terbaik bagi yang tidak bisa menahan nafsu pribadi dengan jalan memberi kepuasan bagi diri sendiri. Cara ini dilarang agama, membuat kecanduan, solusi jangka pendek dan bisa merusak hubungan dengan pasangan yang sah di kemudian hari.
Thursday, 21 June 2012
Hadits-Hadits Seputar Bulan Sya’ban
Silih bergantinya hari dan
bulan adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi setiap muslim. Betapa
tidak, Allah telah melimpahkan berbagai rahmat dan kemurahan-Nya kepada
umat Islam, berupa kebaikan dan amalan sholih yang
disyari’atkan pada hari-hari atau bulan-bulan itu. Dalam sepekan
misalnya, ada hari Jum’at yang padanya terdapat sejumlah keutamaan, ada
Senin dan Kamis yang merupakan waktu puasa sunnah yang telah dimaklumi
keutamaannya. Demikian pula di berbagai bulan ada sejumlah keutamaan
padanya, seperti bulan Ramadhan, bulan Dzul Hijjah dan lain-lainnya.
Maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk mengenal dan mengetahui
apa yang dituntunkan agamanya di saat menyongsong bulan-bulan tersebut
agar kehidupannya -insyâ’ Allah- menjadi suatu yang sangat
berarti dan penuh kebahagiaan di dunia yang fana ini dan sangat bermakna
untuk akhiratnya kelak. Namun jangan lupa, bahwa di masa ini sangat
banyak terjadi bentuk ritual ibadah yang sama sekali tidak memiliki
dasar tuntunannya dalam syari’at kita, karena itu haruslah dibedakan
antara hal yang dituntunkan dengan hal yang tidak ada tuntunannya bahkan
merupakan perkara baru dalam agama alias bid’ah. Seluruh hal ini harus
diperhatikan agar “maksud memetik nikmat” tidak berubah menjadi “menuai
petaka”1.
Berkenaan dengan datangnya
bulan Sya’ban 1427H, maka berikut ini kami ketengahkan kepada para
pembaca yang budiman, beberapa hadits yang berkaitan dengan bulan
Sya’ban. Diuraikannya hadits-hadits shohih yang berkaitan dengan bulan
Sya’ban ini adalah dalam rangka mengingatkan bahwa hadits-hadits
tersebut sepatutnya diamalkan, adapun dijelaskannya hadits-hadits yang
lemah adalah dalam rangka menyampaikan nasehat untuk kaum muslimin agar
menghindarinya. Semoga Allah mencurahkan taufiq dan ‘inâyah-Nya kepada
kita semua.
Beberapa Hadits Shohih Seputar Sya’ban
Hadits Pertama
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ
حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يَصُوْمُ
فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ
أَكْثَرَ صِيَامً مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ
“Adalah Rasulullah
shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata
bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata
bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat
Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam menyempurnakan
puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling
banyaknya beliau berpuasa di bulan Sya’ban.”
Takhrijul Hadits
Dikeluarkan oleh Al-Bukhâry no. 1969, Muslim no. 1156, Abu Dâud no. 2434, An-Nasâ’i 4/151 dan Ibnu Majah no. 1710 dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ.
Fiqih Hadits
Hadits di atas, menunjukkan bahwa Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam
tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, sebab
hal tersebut merupakan puasa wajib terhadap kaum muslimin. Adapun puasa
sunnah maka kebanyakan puasa beliau adalah pada bulan Sya’ban.
Hadits Kedua
مَا
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ
يَصُوْمُ شَهْرَيْنِ مَتَتَابِعَيْنِ إِلاَّ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
“Saya tidak pernah
melihat Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa dua
bulan berturut-turut kecuali pada Sya’ban dan Ramadhan.”
Takhrijul Hadits
Hadits di atas, dikeluarkan
oleh Abu Dâud no. 2336, At-Tirmidzy no. 735, An-Nasâ’i 4/151, 200,
Ad-Dârimy 2/29 dan lain-lainnya dari Ummu Salamah radhiyallâhu ‘anhâ. Dan sanadnya shohih.
Fiqih Hadits
Hadits di atas, lebih mempertegas bahwa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam
paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Bukan artinya beliau puasa
Sya’ban sebulan penuh sebagaimana yang kadang dipahami dari konteks
hadits di atas, karena orang yang berpuasa di kebanyakan hari pada suatu
bulan, oleh orang Arab, dikatakan dia telah berpuasa sebulan penuh.
Maka tidak ada pertentangan antara hadits ini dengan hadits-hadits
sebelumnya. Demikian keterangan Imam Ibnul Mubarak rahimahullâh dalam mengkompromikan antara dua hadits di atas.2
Adapun Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullâh, beliau berpendapat bahwa dua hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam pada sebagian tahun beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh dan pada sebagian lainnya beliau hanya berpuasa pada kebanyakan saja.3
Hadits Ketiga
Fari Usamah bin Zaid radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata kepada Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam
suatu bulan sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban?” Maka beliau
menjawab,
ذَلِكَ شَهْرٌ
يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَب وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ
فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعُ
عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ
“Itu adalah bulan antara
Rajab dan Ramadhan yang manusia lalai darinya. Dan ia adalah bulan yang
padanya segala amalan akan diangkat kepada Rabbul ‘Alamin. Maka saya
senang amalanku diangkat sementara saya sedang berpuasa.”
Takhrijul Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad 5/201, Ibnu Abu Syaibah 2/347, An-Nasâ’i 4/201, Ath-Thahawy dalam Syarah Ma’âny Al-Atsâr 2/82, Al-Baihaqy dalam Syu’bul Imân 3/377 dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 9/18. Dan sanadnya dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Irwâ’ul Ghalîl 4/103 dan Tamâmul Minnah hal. 412.
Fiqih Hadits
Berkata Ibnu Rajab rahimahullâh, “Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam
telah menyebutkan bahwa tatkala (bulan Sya’ban) dihimpit oleh dua bulan
yang agung; bulan Harom (Rajab) dan bulan Puasa (Ramadhan), maka
manusia pun sibuk dengan keduanya sehingga (Sya’ban) terlalaikan. Dan
banyak manusia yang menyangka bahwa puasa Rajab lebuh afdhal dari puasa (Sya’ban) karena ia adalah bulan haram, dan hakikatnya tidak demikian.”4
Dan dari hadits di atas, para ulama juga memetik dua hikmah kenapa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam
banyak berpuasa di bulan Sya’ban, yaitu karena banyak manusia yang
lalai darinya dan beliau senang amalan beliau terangkat sedangkan beliau
dalam keadaan berpuasa.
Dan sebagian ulama
menyebutkan bahwa hikmah dari puasa Sya’ban adalah sebagai latihan guna
menghadapi puasa Ramadhan. Tatkala seseorang telah merasakan manis dan
lezatnya berpuasa di bulan Sya’ban, maka ia akan masuk pada bulan
Ramadhan dalam keadaan penuh semangat dan kesiapan serta telah terbiasa
untuk berpuasa.5
Hadits Keempat
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ مُشْرِكٌ أَوْ مَشَاحِنٌ
“Allah melihat
kepada makhluk-Nya pada malam nishfu (pertengahan) Sya’ban lalu
mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang
bertikai.”
Hadits di atas dikeluarkan
oleh sejumlah Imam Ahli Hadist dari hadits Abu Bakr Ash-Shiddîq, Mu’âdz
bin Jabal, Abu Tsa’labah Al-Khusyany, ‘Aisyah, Abu Hurairah, ‘Abdullah
bin ‘Amr bin ‘Ash, Abu Musa Al-‘Asy’ary, ‘Auf bin Mâlik, ‘Utsmân bil
Abil ‘Ash dan Abu Umâmah Al-Bâhily radhiyallâhu ‘anhum, Dan hadits di atas dishohîhkan oleh Syaikh Al-Albany dari seluruh jalannya.6
Hadits di atas adalah satu-satunya hadits shohîh7
yang menunjukkan keutamaan malam nishfu Sya’ban. Dan hal ini berlaku
bagi mereka yang mempunyai kebiasaan beribadah pada malam hari yang
bertepatan dengan malam nishfu Sya’ban. Ini bukanlah berarti bahwa
diizinkan untuk melakukan ibadah-ibadah khusus yang tidak pernah
dilakukan pada hari-hari lainnya sebagaimana kebiasaan sebagian manusia
yang menghidupkan malam nishfu Sya’ban secara khusus.
Tidak pernah dinukil dari Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam
dan para shahabatnya ada yang menghidupkan malam nishfu Sya’ban secara
khusus dengan melaksanakan shalat lail dengan melebihkan malam-malam
lainnya, apalagi melakukan ritual-ritual khusus yang sama sekali tidak
ada tuntunannya dalam agama kita.8
Hadits-Hadits Lemah Seputar Sya’ban
Hadits Pertama
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ إِذَا
دَخَلَ رَجَبَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Adalah Nabi shollallâhu
‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam bila beliau telah memasuki bulan Rajab
beliau berdoa: ‘Ya Allah, berkahilah untuk kami bulan Rajab dan Sya’ban
dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”
Hadits di atas dikeluarkan oleh Ahmad 1/259, Ath-Thabarâny dalam Al-Ausath 4/no. 3939 dan dalam Ad-Du’â’ no. 911, Al-Baihaqy dalam Syu’abul Imân 3/375 dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 6/269 dari jalan Zâ’idah bin Abi Ar-Ruqâd dari Ziyâd An-Numairy dari Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu. Zâ’idah bin Abi Ar-Ruqâd menurut Imam Al-Bukhâry munkarul hadits, dan Ziyâd An-Numairy juga lemah sebagaimana yang diterangkan oleh Imam Adz-Dzahaby dalam Mizânul I’tidâl. Dan hadits di atas dilemahkan pula oleh Syaikh Al-Albâny dalam Dho’îful Jami’.
Hadits Kedua
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ
مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَرُبَّمَا أَخَرَ ذَلِكَ حَتَّى
يَجْتَمِعَ عَلَيْهَ صَوْمُ السَّنَةِ وَرُبَّمَا أَخَّرَهُ حَتَّى
يَصُوْمُ شَعْبَانُ
“Adalah Rasulullah shollallâhu
‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam biasa berpuasa tiga hari dalam sebulan.
Dan kadang beliau mengakhirkan hal tersebut hingga terkumpul puasa
setahun, dan kadang beliau akhirkan hingga beliau berpuasa Sya’ban.”
Hadits di atas dikeluarkan oleh Ath-Thabarâny dalam Al-Ausath 2/no. 2098. Dan dalam sanadnya ada ‘Abdurrahman Ibnu Abi Lailah dan beliau dha’îful hadîts (lemah haditsnya). Demikian keterangan Al-Haitsamy dalam Majma’ Az-Zawâ’id 3/441 dan Ibnu Hajar dalam Fathul Bâry 4/214.
Hadits Ketiga
رَجَبُ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِىْ
“Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulannya umatku.”
Derajat Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Baihaqy dalam Syu’abul Imân 3/374 dari jalan Nûh bin Abi Maryam dari Zaid Al-‘Ammy dari Yazid Ar-Raqâsyi dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ‘anhu. Berkata Al-Baihaqy setelah meriwayatkannya, “Sanad ini sangatlah mungkar.” Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Tabyîn Al-Ujab telah menegaskan bahwa hadits ini adalah hadits palsu dari kedustaan Nuh bin Abi Maryam.
Dan Syaikh Al-Albany dalam Adh-Dha’îfah no. 4400 menyebutkan bahwa Al-Ashbahâny dalam At-Targhîb membawakan riwayat lain dengan sanad yang mursal dari AL-Hasan Al-Bashry. Dan demikian pula disebutkan oleh Asy-Syaukâny dalam Nailul Authâr 4/331, 621 dikeluarkan oleh Abul Fath Ibnu Abil Fawâris.
Hadits Keempat
فَضْلُ رَجَبَ عَلَى سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الأَذْكَارِ، وَفَضْلُ شَعْبَانَ
عَلَى سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ مُحَمَّدٍ عَلَى سَائِرِ
الأَنْبِيَاءِ، وَفَضْلُ رَمَضَانَ عَلَى سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ
اللهِ عَلَى عِبَادِهِ
“Keutamaan Rajab
terhadap bulan-bulan yang lain adalah seperti keutamaan Al-Qur’ân
terhadap dzikir-dzikir selainnya, dan keutamaan Sya’ban terhadap
bulan-bulan selainnya adalah seperti keutamaan Muhammad terhadap
nabi-nabi selainnya, dan keutamaan Ramadhan terhadap bulan-bulan
selainnya adalah seperti keutamaan Allah terhadap segenap hamba-Nya.”
Derajat Hadits
Hadits di atas adalah hadits palsu. Demikian keterangan Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Tabyîn Al-Ujab sebagaimana dalam Kasyful Khafa’ karya Al-Ajlûny 2/85 dan Al-Mashnû’ fi Ma’rifah Al-Hadits Al-Maudhû’ karya ‘Ali Qâri’ hal. 128.
Hadits Kelima
سُئِلَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ أَيُّ
الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ
رَمَضَانَ، قِيْلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فِيْ
رَمَضَانَ
“Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam ditanya, ‘Puasa apakah afdhol*
setelah Ramadhan?’ Beliau menjawab, ‘Sya’ban, untuk mengagungkan
Ramadhan.’ Kemudian ditanyakan lagi, ‘Shodaqah apakah yang afdhol?’
Beliau menjawab, ‘Shodaqah pada bulan Ramadhan.’”
Derajat Hadits
Dikeluarkan oleh At-Tirmidzy no. 663 dan Al-Baihaqy dalam Syu’abul Imân dari Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu. Dan dalam sanadnya ada Shodaqah bin Musa dan beliau dho’îful hadîts. Hadits ini dilemahkan oleh At-Tirmidzy, As-Suyuthy dan Al-Albany.9 Demikian pula dilemahkan oleh Al-Hâfizh Ibnu Hajar10 dan beliau menganggap bahwa hadits di atas menyelisihi hadits Abu Hurairah riwayat Muslim no. 1163 dengan lafazh,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَّلاَةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa
setelah Ramadhan adalah bulan Allah Al-Muharram, dan sebaik-baik shalat
setelah shalat wajib adalah shalat lail.”
Bulan Al-Muharram yang
diinginkan dalam hadits mungkin bulan Muharram yang merupakan awal bulan
dalam penanggalan Islam dan mungkin juga seluruh bulan harom dalam
Islam yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.11
Hadits Keenam
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ
حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يَصُوْمُ
وَكَانَ أَكْثَرَ فِيْ شَعْبَانَ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ مَالِيْ
أَرَى أَكْثَرَ صِيَامِكَ فِيْ شَعْبَانَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّهُ
شَهْرٌ يُنْسَخُ لِمَلَكِ الْمَوْتِ مِنْ يَقْبَضُ فَأُحِبُّ أَنْ لاَ
يُنْسَخَ اسْمِيْ إِلاَّ وَأَنَا صَائِمٌ
“Adalah Rasulullah shollallâhu
‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata bahwa
beliau tidak (akan/pernah) berbuka, dan beliau berbuka hingga kami
berkata bahwa beliau tidak (akan/pernah) berpuasa, dan kebanyakan puasa
beliau pada bulan Sya’ban. Maka saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, kenapa
saya melihat kebanyakan puasamu (adalah) pada bulan Sya’ban?’ Beliau
berkata, ‘Wahai ‘Aisyah, ia adalah bulan yang dituliskan untuk malaikat
maut siapa yang akan dicabut nyawanya, maka saya senang namaku ditulis
sedang saya dalam keadaan berpuasa.’”
Derajat Hadits
Hadits di atas disebutkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Al-Ilal 1/250-251 dari hadits ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ. Beliau menanyakan kedudukan hadits ini kepada ayahnya, Abu Hatim -salah seorang pakar Ilalul hadits di masanya-. Maka Abu Hatim berkomentar bahwa hadits tersebut adalah hadits yang mungkar.
Hadits Ketujuh
خَمْسُ
لَيَالٍ لاَ تُرَدُّ فِيْهِنَّ الدَّعْوَةُ: أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَب،
وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةُ
الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ
“Ada lima malam yang
tidak tertolak padanya doa: awal malam pada bulan Rajab, malam nishfu
Sya’ban, malam Jum’at, mala ‘Iedul Fitri dan malam ‘Iedul Adha.”
Derajat Hadits
Dikeluarkan oleh Ibnu ‘Asâkir dan Ad-Dailamy dari hadits Abu Umâmah Al-Bâhily radhiyallâhu ‘anhu. Demikian keterangan Syaikh Al-Albâny dalam Adh-Dha’îfah no. 1452 dan beliau memvonis hadits di atas sebagai hadits maudhû’ (palsu).
Hadits Kedelapan
إِذَا
كَانَتْ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا
وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ
الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مَسْتَغْفِرٍ
لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهَ أَلاَ
مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ
الْفَجْرُ
“Bila datang malam
nishfu Sya’ban maka lakukanlah Qiyam Lail dan puasa pada siang harinya,
karena ketika matahari terbenam Allah turun pada malam itu ke langit
dunia dan berkata, ‘Adakah yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku
akan mengampuninya, adakah yang memohon rezki, niscaya Aku akan
memberikannya, adakah yang tertimpa penyakit, niscaya Aku akan
menyembuhkannya, adakah…, adakah… hingga terbit fajar.’”
Derajat Hadits
Dikeluarkan oleh Ibnu Mâjah no. 1388, Al-Baihaqy dalam Syu’abul Imân 3/378, Al-Mizzy dalam Tahdzîbul Kamâl. Seluruh ulama sepakat akan lemahnya hadits di atas. Namun Syaikh Al-Albâny dalam Adh-Dha’îfah
no. 2132 berpendapat bahwa sanad hadits di atas adalah palsu, karena
Ibnu Abi Sarbah -salah seorang perawinya- telah dicap oleh Ahmad bin
Hanbal dan Yahya bin Ma’in sebagai pemalsu hadits.
Hadits Kesembilan
مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَي الْعِيْدَيْنِ وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
“Siapa yang menghidupkan
malam dua ‘Ied dan malam nishfu Sya’ban, niscaya hatinya tidak akan
mati pada hari semua hati menjadi mati.”
Derajat Hadits
Hadits di atas dikeluarkan oleh Ibnu Jauzy dalam Al-‘Ilal Al-Mutanâhiyah 2/71-72 dari shahabat Kurdûs radhiyallâhu ‘anhu. Demikian pula disebutkan oleh Al-Hâfizh Ibnu Hajar dalam Al-Ishôbah 5/585 dan Ibnu Atsîr dalam Usudul Ghâbah 1/931. Al-Hâfizh menyatakan bahwa Marwân bin Salîm -salah seorang perawinya- adalah seorang rawi yang matrûk (ditinggalkan haditsnya) dan muttaham bil kadzib (dituduh berdusta). Dalam Lisânul Mizân
pada biografi ‘Isa bin Ibrahim bin Thahmân -salah seorang perawi hadits
di atas- Ibnu Hajar menghukumi hadits di atas sebagai hadits yang
mungkar lagi mursal.
إِذَا كَانَ النِّصْفُ مِنْ شَعْبَانَ فَلاَ صَوْمَ حَتَّى يَجِيْئَ رَمَضَانُ
“Apabila masuk pertengahan dari bulan Sya’ban maka tidak ada lagi puasa hingga datangnya bulan Ramadhan.”
Derajat Hadits
Hadits di atas dikeluarkan
oleh ‘Abdurrazzâq 4/161, Ibnu Abi Syaibah 2/284, Ahmad 2/442, Ad-Dârimy
2/29, Abu Dâud no. 2337, Ibnu Mâjah no. 1651, Ibnu Hibbân no. 3589,
3591, Ad-Dâruquthny 2/191, Ath-Thâhawy dalam Syarah Ma’âny Al-Atsâr 2/82, Ibnu Ady dalam Al-Kâmil 5/280, Ath-Thabarâny dalam Al-Ausath 7/no. 6863 dan dalam Musnad Asy-Syamiyyîn no. 1827, Al-Baihaqy 4/209 dan Al-Khathib 8/48.
Terjadi silang pendapat di
kalangan para ulama tentang kedudukan hadits di atas. Kesimpulan dari
apa yang disebutkan oleh Ibnu Rajab12, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah13, Ibnu Hajar14, dan Al-‘Ainy15
bahwa hadits dishohihkan oleh At-Tirmidzy, Ath-Thâhawy, Ibnu Hibban,
Al-Hakim, Ibnu ‘Abdil Barr, Ibnu Asakir dan Ibnu Hazm. Di versi lain,
hadits di atas telah dilemahkan oleh sejumlah ulama yang lebih besar dan
lebih berilmu dari mereka dimana mereka berkata bahwa hadits di atas
adalah hadits yang mungkar. Demikian komentar Imam Ahmad, ‘Abdurrahman
bin Mahdi, Abu Zur’ah Ar-Razy dan Al-Atsram serta diikuti oleh Abu Ya’la
Al-Khalily16 dan Az-Zarkasyi17 dan
lainlainnya. Imam Ahmad berkata bahwa hadits di atas adalah hadits yang
paling mungkar yang diriwayatkan oleh Al-‘Alâ’ bin ‘Abdurrahman.
Dan insya’ Allah
pendapat para ulama yang melemahkannya ini yang paling tepat, karena
mereka mereka itulah yang merupakan rujukan dan acuan dalam masalah
kedudukan dan derajat sebuah hadits.
Hadits Kesebelas
يَا
عَلِيُّ مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ مِئَةَ رَكْعَةٍ
بِأَلْفِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ قَضَى اللهُ لَتهُ كَلَّ حَاجَةٍ
طَلَبَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ
“Wahai ‘Ali, siapa yang
shalat malam nishfu Sya’ban seratus raka’at dengan (membaca) ‘Qul
Huwallâhu Ahad’ seribu (kali) maka Allah akan menunaikan seluruh hajat
yang dia minta pada malam itu.”
Derajat Hadits
Hadits ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Manâr Al-Munîf hal. 78 dan Asy-Syaukâny dalam Al-Fawâ’id Al-Majmû’ah hal. 50-51 sebagai hadits yang maudhû’ (palsu). Dan baca pula lafazh yang mirip dengannya dalam Lisânul Mizân karya Al-Hâfizh Ibnu Hajar pada biografi Muhammad bin Sa’îd Ath-Thabary.
Berkata Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh, “Adapun (hadits-hadits) yang menjelaskan tentang shalat pada malam (nishfu Sya’ban) seluruhnya adalah maudhû’ (palsu) sebagaimana yang diingatkan oleh banyak ulama.”18
Dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan bahwa orang yang melakukan shalat pada malam nishfu Sya’ban ada tiga tingkatan:
Satu: Orang
yang melakukan kebiasaan shalatnya sebagaimana hari-hari lainnya, tanpa
meyakini adanya keutamaan khusus bagi orang yang melakukan shalat pada
malam nishfu Sya’ban. Yang seperti ini tidak mengapa, karena tidak ada
padanya bentuk bid’ah dalam agama.
Dua: Ia melakukan shalat pada malam nishfu Sya’ban tidak pada selainnya. Ini adalah bid’ah dalam agama, karena Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam dan para shahabatnya tidak pernah melakukannya dan tidak mencontohkannya.
Tiga: Ia
melakukan shalat dengan jumlah raka’at tertentu pada setiap tahun. Ini
lebih besar bid’ahnya dan lebih jauh dari Sunnah ketimbang yang kedua.
Karena hadits-hadits tentang hal tersebut semuanya maudhû’ (palsu).19
Hadits Kedua Belas
مَنْ
قَرَأَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ أَلْفَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ
أَحَدٌ بَعَثَ اللهُ إِلَيْهِ مِئَةَ أَلْفِ مَلَكٍ يُبَشِّرُوْنَهُ
“Siapa yang membaca pada
malam nishfu Sya’ban ‘Qul Huwallâhu Ahad’ seribu kali, niscaya Allah
akan mengutus untuknya seratus ribu malaikat memberi kabar gembira
kepadanya.”
Derajat Hadits
Hadits ini disebutkan oleh Al-Hâfizh Ibnu Hajar dalam Lisânul Mizân pada biografi Muhammad bin ‘Abd bin ‘Amir As-Samaqandy sebagai salah satu bentuk/(contoh) hadits palsunya. Dan disebutkan pula oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Manâr Al-Munîf hal. 78.
Hadits Ketiga Belas
مَنْ
صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثِنْتَيْ عَشَرَ رَكْعَةً
يِقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
شُفِّعَ فِيْ عَشَرَةٍ قَدِ اسْتَوْجُبُوْا النَّارَ
“Siapa yang shalat pada
malam nishfu Sya’ban 12 raka’at, pada setiap raka’at ia membaca ‘Qul
Huwallâhu Ahad’ tiga puluh kali, niscaya Allah akan mengizinkannya untuk
memberi syafa’at kepada sepuluh orang yang telah wajib masuk neraka.”
Derajat Hadits
Hadits ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Manâr Al-Munîf hal. 78 sebagai hadits yang maudhû’ (palsu).
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullâh,
“Yang mengherankan, ada sebagian orang yang telah menghirup harumnya
ilmu Sunnah tertipu dengan igauan ini dan melakukan shalat itu. Padahal
shalat tersebut hanya diada-adakan setelah empat ratus tahun
(munculnya/lahirnya) Islam dan munculnya di Baitul Maqdis, kemudian
dipalsukanlah sejumlah hadits tentangnya.”
Hadits Keempat Belas
مَنْ
أَحْيَا اللَّيَالِيَ الْخَمْسَ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ: لَيْلَةُ
التَّرْوِيَةِ، وَلَيْلَةُ عَرَفَةَ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ، وَلَيْلَةُ
الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
“Siapa yang menghidupkan malam-malam yang lima (ini), maka wajib baginya surga: malam Tarwiyah*, malam ‘Arafah, malam ‘Iedul Adha, malam ‘Iedul Fitri dan malam nishfu Sya’ban.”
Derajat Hadits
Hadits di atas dikeluarkan
oleh Al-Ashbahâny dari Mu’âdz bin Jabal, dan dianggap sebagai hadits
palsu oleh Syaikh Al-Albâny dalam Dha’îf At-Targhîb no. 667.
Bid’ah-bid’ah Seputar Sya’ban
Sebagai tambahan faedah
terhadap penyebutan hadits-hadits di atas, maka berikut ini beberapa
keterangan para ulama berkaitan dengan sejumlah bid’ah yang berkembang
di tengah kaum muslimin pada bulan Sya’ban20:
1. Merayakan malam nishfu Sya’ban.
2. Mengkhususkan
shalat seratus raka’at pada malam nishfu Sya’ban dengan membaca surah
Al-Ikhlash sebanyak seribu kali. Shalat ini dinamakan shalat Alfiyah.
3. Mengkhususkan shalat pada malam nishfu Sya’ban dan berpuasa pada siang harinya.
4. Mengkhususkan doa pada malam nishfu Sya’ban.
5. Shalat enam raka’at dengan maksud menolak bala, dipanjangkan umur dan berkecukupan.
6. Seluruh doa yang dibaca ketika memasuki bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Karena semua bersumber dari hadits yang lemah.
7. Menghidupkan api dan lilin pada malam nishfu Sya’ban.
8. Berziarah ke kuburan pada malam nishfu Sya’ban dan menghidupkan api di sekitarnya. Dan kadang para perempuan juga ikut keluar.
9. Mengkhususkan membaca surah Yasin pada malam nishfu Sya’ban.
10. Mengkhususkan berziarah kubur pada bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan dan pada hari ‘Ied.
11. Mengkhususkan bershodaqah bagi ruh yang telah meninggal pada tiga bulan tersebut.
12. Meyakini bahwa malam nishfu Sya’ban adalah malam Lailatul Qadri.
13. Membuat
makanan pada hari nishfu Sya’ban kemudian membagikannya kepada fakir
miskin dengan anggapan makanan untuk kedua orang tua yang meninggal
Sumber
Sumber
Monday, 18 June 2012
Shalat 5 Waktu Pembeda Muslim dari Orang Kafir
Shalat 5 Waktu – Rukun Islam yang kedua. Rukun Islam yang kedua
(setelah membaca 2 kalimat syahadat) adalah shalat 5 waktu (Subuh,
Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya). Dalam Al Qur’an Allah memerintahkan
kita untuk shalat 5 waktu:
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” [Al Israa’:78]
“… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” [An Nisaa’:103]
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’“ [Al Baqarah:43]
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” [Al Kautsar:2]
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah:110]
a. Shalat Bisa Mencegah Perbuatan Keji Dan Munkar
Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al ‘Ankabuut:45]
Shalat untuk mengingat Allah:
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” [Thaahaa:14]
b. Didiklah Anak/Keluarga Anda Untuk Shalat
Didiklah anak/keluarga anda untuk shalat:
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman:17]
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya” (Thaha : 132)
“Hendaknya kita tetap memelihara/mengerjakan shalat kita: “Peliharalah semua Shalat(mu), dan peliharalah shalat wusthaa” (Al Baqarah :238)
Shalat sangat penting. Shalat adalah tiang agama. Siapa yang tidak mengerjakannya berarti dia meruntuhkan agama:
“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi)
c. Shalat Pembeda Orang Islam dengan Orang Kafir
Pembeda antara orang muslim dengan kafir adalah shalat. Barang siapa tidak shalat berarti dia kafir:
“Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079)
Amal yang pertama dihisab adalah shalat. Begitu dia tidak shalat, meski puasa, zakat, haji, rajin sedekah, dia langsung dimasukkan ke neraka:
“Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain” (Thabrani)
Jangan sampai kita dan keluarga kita yang sudah baligh bolong-bolong shalatnya. Apalagi sampai meninggalkannya. Orang yang tidak mengerjakan shalat disiksa di neraka:
“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dari mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5)
“Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kerugian.” (Maryam: 59)
d. Shalat Tepat Waktu dan Berjama’ah
Hendaknya kita shalat tepat waktu:
“Pekerjaan yang sangat disuka Allah, ialah mengerjakan shalat tepat pada waktunya. Sesudah itu berbakti kepada ibu-bapak. Sesudah itu berjihad menegakkan agama Allah” (Bukhori dan Muslim)
Jika shalat 5 waktu, hendaknya berjama’ah: Anas r.a.:
Nabi SAW selalu memotivasi umatnya untuk sholat berjamaah dan melarang mereka pergi keluar sebelum imam mereka pergi (Muslim)
Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, pahalanya berlipat ganda sampai duapuluh tujuh derajat (dibandingkan dengan shalat sendirian) (Bukhori dan Muslim)
Jika shalat berjama’ah, jangan mendahului imam. Tunggu imam ruku dulu, baru anda ruku. Tunggu imam sujud dulu, baru anda sujud: Rasul Bersabda: Takutlah kamu bila angkat kepalamu dari sujud mendahului imam, karena Allah akan ubah kepalamu jadi kepala keledai (Bukhori dan Muslim)
Ummu Salamah r.a.: Bila selesai salam pada saat sholat di masjid, Rasul berhenti sejenak agar wanita pulang lebih dahulu sebelum pria (Bukhori)
Semoga kita di akhirat nanti termasuk dalam golongan orang yang mengerjakan shalat.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” [Al Israa’:78]
“… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” [An Nisaa’:103]
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’“ [Al Baqarah:43]
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” [Al Kautsar:2]
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah:110]
a. Shalat Bisa Mencegah Perbuatan Keji Dan Munkar
Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al ‘Ankabuut:45]
Shalat untuk mengingat Allah:
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” [Thaahaa:14]
b. Didiklah Anak/Keluarga Anda Untuk Shalat
Didiklah anak/keluarga anda untuk shalat:
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman:17]
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya” (Thaha : 132)
“Hendaknya kita tetap memelihara/mengerjakan shalat kita: “Peliharalah semua Shalat(mu), dan peliharalah shalat wusthaa” (Al Baqarah :238)
Shalat sangat penting. Shalat adalah tiang agama. Siapa yang tidak mengerjakannya berarti dia meruntuhkan agama:
“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi)
c. Shalat Pembeda Orang Islam dengan Orang Kafir
Pembeda antara orang muslim dengan kafir adalah shalat. Barang siapa tidak shalat berarti dia kafir:
“Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079)
Amal yang pertama dihisab adalah shalat. Begitu dia tidak shalat, meski puasa, zakat, haji, rajin sedekah, dia langsung dimasukkan ke neraka:
“Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain” (Thabrani)
Jangan sampai kita dan keluarga kita yang sudah baligh bolong-bolong shalatnya. Apalagi sampai meninggalkannya. Orang yang tidak mengerjakan shalat disiksa di neraka:
“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dari mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5)
“Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kerugian.” (Maryam: 59)
d. Shalat Tepat Waktu dan Berjama’ah
Hendaknya kita shalat tepat waktu:
“Pekerjaan yang sangat disuka Allah, ialah mengerjakan shalat tepat pada waktunya. Sesudah itu berbakti kepada ibu-bapak. Sesudah itu berjihad menegakkan agama Allah” (Bukhori dan Muslim)
Jika shalat 5 waktu, hendaknya berjama’ah: Anas r.a.:
Nabi SAW selalu memotivasi umatnya untuk sholat berjamaah dan melarang mereka pergi keluar sebelum imam mereka pergi (Muslim)
Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, pahalanya berlipat ganda sampai duapuluh tujuh derajat (dibandingkan dengan shalat sendirian) (Bukhori dan Muslim)
Jika shalat berjama’ah, jangan mendahului imam. Tunggu imam ruku dulu, baru anda ruku. Tunggu imam sujud dulu, baru anda sujud: Rasul Bersabda: Takutlah kamu bila angkat kepalamu dari sujud mendahului imam, karena Allah akan ubah kepalamu jadi kepala keledai (Bukhori dan Muslim)
Ummu Salamah r.a.: Bila selesai salam pada saat sholat di masjid, Rasul berhenti sejenak agar wanita pulang lebih dahulu sebelum pria (Bukhori)
Semoga kita di akhirat nanti termasuk dalam golongan orang yang mengerjakan shalat.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Friday, 15 June 2012
Peristiwa Isra Mi’raj
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى
بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي
بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
Artinya :
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami pertihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S.Al-Israa’:1)
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa yang dialami Rasulullah pada malam 27 Rajab tahun ke 12 kenabian, begitu luar biasanya sehingga Allah mengfirmankan ayat yang menjadi petunjuk mengenai hal tersebut dengan kata SUBHANA, sebuah ungkapan ketika melihat kejadian yang menakjubkan. Menurut imam Al Harits : Tasbih itu berfungsi sebagai bantahan yang menolak kepada orang-or-ang kafir, karena setelah nabi Muhammad SAW menceritakan kepada mereka tentang Isra’ mereka mendustakannya. Jadi artinya adalah bahwa Maha Suci Allah dari menjadikan seorang Rasul yang bohong.
Isra’ dan Mi’raj merupakan dua kejadian yang berkesinambungan dan kesatuan yang tidak terpisahkan. Isra’ berarti perjalanan dimalam hari sedang mi’raj adalah tangga alat naik. Peristiwa Isra’ Mi’raj bermula ketika Malaikat Jibril AS mendapat perintah dari Allah untuk menjemput Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah SWT. Jibril membangunkan Rasul dan membimbing-nya keluar Masjidil Haram ternyata diluar masjid telah menunggu kendaraan bernama Buraq sebuah kendaraan yang kecepatannya lebih cepat dari kecepatan rambat cahaya dan setiap langkahnya sejauh mata memandang.
Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril. Jibril berkata, “turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.
Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.
Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.
“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).
Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.
Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.
Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah
mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Mandapat Mandat Shalat 5 waktu
Agaknya yang lebih wajar untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu. Jadi, shalat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.
Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Artinya :
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami pertihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S.Al-Israa’:1)
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa yang dialami Rasulullah pada malam 27 Rajab tahun ke 12 kenabian, begitu luar biasanya sehingga Allah mengfirmankan ayat yang menjadi petunjuk mengenai hal tersebut dengan kata SUBHANA, sebuah ungkapan ketika melihat kejadian yang menakjubkan. Menurut imam Al Harits : Tasbih itu berfungsi sebagai bantahan yang menolak kepada orang-or-ang kafir, karena setelah nabi Muhammad SAW menceritakan kepada mereka tentang Isra’ mereka mendustakannya. Jadi artinya adalah bahwa Maha Suci Allah dari menjadikan seorang Rasul yang bohong.
Isra’ dan Mi’raj merupakan dua kejadian yang berkesinambungan dan kesatuan yang tidak terpisahkan. Isra’ berarti perjalanan dimalam hari sedang mi’raj adalah tangga alat naik. Peristiwa Isra’ Mi’raj bermula ketika Malaikat Jibril AS mendapat perintah dari Allah untuk menjemput Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah SWT. Jibril membangunkan Rasul dan membimbing-nya keluar Masjidil Haram ternyata diluar masjid telah menunggu kendaraan bernama Buraq sebuah kendaraan yang kecepatannya lebih cepat dari kecepatan rambat cahaya dan setiap langkahnya sejauh mata memandang.
Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril. Jibril berkata, “turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.
Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.
Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.
“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).
Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.
Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.
Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah
mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Mandapat Mandat Shalat 5 waktu
Agaknya yang lebih wajar untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu. Jadi, shalat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.
Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Subscribe to:
Posts (Atom)